Waswas baterai nuklir untuk ponsel buatan China

Betavolt memperkirakan, baterai ini suatu hari nanti bisa menjadi energi baru untuk ponsel, sehingga tak perlu diisi ulang.

Ilustrasi baterai ponsel./Foto Tyler Lastovich/Pexels.com

Perusahaan asal China, Betavolt meluncurkan baterai nuklir modular baru, yang menggunakan kombinasi isotop radioaktif nikel-63 dan semikondukter berlian generasi ke-4. Dikutip dari New Atlas, baterai ini memiliki daya pada perangkat yang bisa bertahan 50 tahun, tanpa harus isi ulang. Baterai ini dinamakan BV100.

Betavolt memperkirakan, baterai ini suatu hari nanti bisa menjadi energi baru untuk ponsel, sehingga tak perlu diisi ulang. BV100 tengah dalam produksi percontohan, dengan tujuan produksi massal. Versi satu watt yang lebih besar diperkirakan bakal tersedia pada 2025.

Menanggapi hal itu, anggota Komisi VII DPR Mulyanto meminta Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Baperen) melakukan upaya antisipasi dengan melakukan uji keamanan dan kelayakan penggunaan baterai nuklir, sebelum dipasarkan kepada masyarakat.

Ia khawatir, penggunaan nuklir pada perangkat kerja sehari-hari sangat berbahaya. Karena bukan tak mungkin, terjadi masalah dari kebocoran baterai dan pengelolaan limbah baterai yang mengandung nuklir.

“Perusahaan itu (Betavolt) berencana meluncurkan baterai satu watt pada 2025,” ujar Mulyanto kepada Alinea.id, Rabu (17/1).