5 kepala negara di dunia yang jomlo

Joko Widodo kerap ditampilkan sebagai seorang pemimpin yang punya keluarga harmonis. Citra sebaliknya terjadi pada sosok Prabowo Subianto.

Prabowo Subianto dan Titiek Soeharto saat melaksanakan acara jalan sehat pada Februari 2019. /instagram.com/titieksoeharto.

Psikolog Rose Mini Agoes Salim mengatakan, keberhasilan seseorang memimpin sebuah keluarga tak bisa menjadi cerminan keberhasilan memimpin organisasi maupun negara. Menurutnya, seseorang yang sudah terbiasa menghadapi keluarga kecilnya, ia akan membutuhkan keluarganya saat menghadapi masalah.

“Jika seseorang sudah terbiasa tak berkeluarga, ia akan mencari coping mechanism (mekanisme koping) dengan cara lain, bisa bercerita ke temannya,” kata Rose saat dihubungi reporter Alinea.id, Kamis (4/4).

Lebih lanjut, kata pengajar di Fakultas Psikologi Universitas Indonesia (UI) ini, masa anak-anak lebih berpengaruh banyak dalam membentuk jiwa kepemimpinan ketimbang saat berumah tangga. Kepemimpinan di rumah tangga, kata Rose, memang ada pengaruhnya. Namun, tak sedalam waktu kecil.

“Menilai kepemimpinan harus dilihat dari masa lalunya,” ujar Rose.

Menurut Rose, bila anak diberikan banyak kesempatan untuk berpikir, akan berdampak untuk membentuk jiwa kepemimpinan.