Peluang investasi emas di tengah lonjakan harga

Harga emas telah mencetak rekor tertinggi 6 Agustus lalu.

Goldprice.org mencatat harga emas per Sabtu (8/8) pukul 17.15 WIB, telah mencapai US$2.035,21/troy ounce (Rp29,95 juta/oz), setara dengan US$66,43/gram (Rp962.801/g) atau naik sebesar 35,69% selama setahun terakhir. Pada Kamis (6/8), harga emas dunia telah mencapai rekor tertingginya yaitu US$2.070,05/oz (Rp30,03 juta) atau US$66,5/g (Rp965.435/g).

Harga emas yang kian melambung membuat sebagian orang semakin ragu menyimpan emas. Namun sebagian lainnya tetap yakin dengan keandalan instrumen emas. Apakah emas masih layak menjadi instrumen investasi? Apakah saat ini sudah terlambat untuk membeli emas? 

Presiden IARFC (International Association of Registered Financial Consultants) Aidil Akbar Madjid menjawab sama halnya dengan investasi lainnya, emas juga mempunyai risiko harga yang naik dan turun.

"Investasinya mau berapa lama? Karena investasi untuk jangka panjang. Kalau ditanya harga emas ketinggian atau enggak harganya, saya balikin lagi investasinya buat berapa lama?” ujarnya.

Bila melihat pergerakan harga emas secara historis, kata Aidil, harga emas masih berpeluang naik kembali lantaran trennya yang terus meningkat dalam jangka panjang. Tetapi, harga emas bisa jadi kemahalan bila hanya disimpan dalam jangka satu tahun.