Polemik Glow di kebun raya

Proyek wisata malam yang bakal diluncurkan di Kebun Raya Bogor diprotes publik.

Ilustrasi proyek wisata malam Glow di Kebun Raya Bogor, Jawa Barat. Alinea.id/Firgie Saputra

Rencana pembukaan atraksi sinar lampu pada proyek wisata malam Glow di Kebun Raya Bogor, Jawa Barat, banjir kritik. Lima mantan kepala Kebun Raya Bogor, yakni Made Sri Prana, Usep Soetisna, Suhirman, Dedy Darnaedi, dan Irawati, bahkan telah merilis petisi menolak proyek komersialisasi tersebut. 

Dalam petisi bertajuk “Selamatkan Kawasan Konservasi dan Cagar Budaya Kebun Raya Bogor" yang dirilis di Change.org itu, mereka menyebut proyek Glow dapat mengancam keberlangsungan ekosistem hewan dan tanaman koleksi di Kebun Raya Bogor.

Wisata malam yang mengandalkan sorotan lampu hias, kata mereka, dikhawatirkan mengganggu kehidupan hewan nokturnal dan serangga penyerbuk. Per Selasa (28/9) pukul 23.10 WIB, setidaknya sudah 13.917 orang yang meneken petisi itu. 

Kepala Kebun Raya Bogor periode 1997-2003, Dedy Darnaedi menilai proyek Glow melebihi "batas" komersialisasi di Kebun Raya Bogor. Selama lebih dari dua abad berdiri, menurut Dedy, belum pernah ada pihak yang berani mengomersialisasi Kebun Raya Bogor seperti itu. 

"Image ke masyarakat luas bahwa Kebun Raya Bogor berbeda dengan tempat rekreasi. Selama ini tidak ada yang namanya merek bank, merek rokok, merek komersialisasi di dalam Kebun Raya Bogor. Semua pimpinan mengamanatkan bahwa kebun raya ini lembaga bergengsi,” tutur Dedy, saat berbincang dengan Alinea.id, Minggu (26/9).