Saling sindir para politikus

Sindir-menyindir politikus yang berseberangan jelang pemilihan umum semakin santer.

Joko Widodo saat menghadiri deklarasi dirinya oleh alumni Universitas Indonesia di kompleks Gelora Bung Karno, Jakarta, Sabtu (12/1). /Antara Foto.

Pada 12 Januari 2019, sejumlah alumni Universitas Indonesia (UI), yang berkumpul di Plaza Tenggara Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, mendeklarasikan dukungan kepada calon presiden nomor urut 01 Joko Widodo.

Ketika berbicara di atas panggung, Jokowi sempat mengungkapkan pengalamannya memimpin dari tingkat kota hingga negara. Dia berkisah, pengalamannya memenangkan pemilihan kepala daerah Solo pada 2005.

“Saat itu, saya banyak terkaget-kaget, karena belum memiliki pengalaman pemerintahan. Itu yang saya sampaikan, diperlukan pengalaman memerintah. Apalagi untuk Indonesia yang besar ini. Jangan coba-coba dong,” kata Jokowi, Sabtu (12/1).

Pernyataan Jokowi itu seolah-olah menyindir Prabowo Subianto, yang menjadi lawannya dalam Pilpres 2019. Selang sehari kemudian, calon wakil presiden nomor urut 02 Sandiaga Salahuddin Uno memberi tanggapan. Dia berujar, sangat aneh bila ada pernyataan tidak boleh mencalonkan diri kalau belum memimpin negara.

Menanggapi sindiran Jokowi itu, pengamat politik dari Universitas Al-Azhar Ujang Komarudin menilai, kubu Prabowo jangan terpancing dengan gaya komunikasi Jokowi yang reaksioner.