Dilema antara kesehatan dan ekonomi melawan Covid-19

Dilema antara kesehatan dan ekonomi dapat diselaraskan dengan mengedepankan konsep kepercayaan (trust)

M Rahmat Yananda

Dilema antara melakukan intervensi kesehatan atau intervensi ekonomi di masa pandemi, mengemuka dalam pernyataan pemerintah saat mengambil kebijakan atau tindakan di lapangan. Dilema tersebut muncul sejak awal pandemi ketika pemerintah memilih untuk membuka pintu untuk wisatawan ketimbang membatasi kedatangan orang yang berpotensi membawa Covid-19.

Dilema terjadi juga dalam keputusan memilih Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Dilema kembali berlanjut dalam keputusan untuk tetap menjalankan moda transportasi atau membuka pabrik di masa PSBB. Terakhir muncul wacana untuk melakukan relaksasi sementara angka-angka pasien positif dan meninggal korban virus masih terus naik.

Dilema kesehatan versus ekonomi dapat diselaraskan diwadahi oleh kepercayaan (trust) antarsektor (kesehatan, transportasi, ekonomi, dan lainnya) dan antarpemangku kepentingan, publik, privat, dan masyarakat. Landasan berpikirnya adalah kemampuan sektor kesehatan mengelola Covid-19 dengan hasil yang nyata membangun kepercayaan yang akan mengungkit (leverage) sektor lain bergerak menyiapkan diri melakukan pembukaan (reopen).

Sebaliknya, ketidakmampuan pengelolaan sektor kesehatan tanpa hasil yang nyata akan menyebabkan terjadinya keraguan atau ketidakpercayaan sektor-sektor dan pemangku kepentingan untuk memulai berkegiatan. Dalam skala yang lebih luas, investor atau manufaktur belum bersedia datang ke Indonesia.  Jadi, capaian kinerja sektor kesehatan menjadi panduan sektor atau pemangku kepentingan, termasuk investor luar negeri.

Menurut survei yang dilakukan Edelman Trust Barometer (2020, Spring Update): Trust and the Covid-19 Pandemic, negara (pemerintah) mendapatkan kepercayaan paling tinggi menghadapi pandemi. Di Mei 2020, pemerintah mendapatkan indeks 65 poin di atas LSM dengan indeks 62 poin, bisnis dengan indeks 62 poin dan media dengan indeks 56 poin. Survei dilakukan di Kanada, China, Perancis, Jerman, India, Jepang, Meksiko, Saudi Arabia, Korea Selatan, Inggris and Amerika Serikat dengan total responden 13,200 orang. Indeks kepercayaan di Mei 2020 terhadap negara tersebut meningkat 11 poin dari indeks Januari yang berada di posisi 54 poin.