Gus Ipul dan kisah tragis Ibrahim Pasha

Soekarwo-Saifullah Yusuf alias Karsa harus dipisahkan karena Pilgub Jatim. Partai yang menaungai Soekarwo, mendukung lawan Gus Ipul.

Mochtar W Oetomo / dok pribadi

Alkisah Ibrahim Pasha dari Praga atau dalam beberapa lembar buku sejarah lebih sering disebut dengan Pargali Ibrahim Pasha. Ia dinobatkan sebagai Wazir Agung atau Perdana Menteri atau Wakil Raja Ottoman mengganti Piri Mehmed Pasha pada 1523. Berdasarkan catatan biografi, Ibrahim Pasha, ia berasal dari keluarga pelaut beragama Kristen Yunani Ortodoks di Parga, Epirus, Yunani Utara, Republik Venesia. Saat dewasa, ia pindah agama Islam. Ibrahim Pasha dibawa oleh para bajak laut dan dijual ke Istana Manisa di Anatolia Barat.

Ketika itu, Pangeran Suleiman putra Sultan Selim penguasa Ottoman (1512-1520) berstatus Putra Mahkota dan sedang menempuh pendidikan di Anatolia Barat. Pertemuan antara Suleiman muda dengan Ibrahim Pasha, membuat keduanya bersahabat baik, meski status Ibrahim Pasha adalah seorang budak. Saat Suleiman diangkat menjadi Raja Ke-10 Kekhalifahan Ottoman (1520-1566), ia membawa serta Ibrahim Pasha sebagai penjaga kamar Raja.

Seiring berjalannya waktu, karena kepercayaan Suleiman yang sangat kuat pada Ibrahim Pasha, Suleiman mengangkat sahabatnya tersebut sebagai Wazir Agung. Bahkan Ibrahim dinikahkan dengan Hatice Suljan Khadijah, adik terkasih Raja Suleiman. Lengkap sudah kedekatan Ibrahim dan Suleiman. Sahabat terbaik, wakil terbaik dan sekaligus keluarga sendiri sebagai ipar.

Pendeknya, Ibrahim dan Suleiman bak realitas Dwi Tunggal. Dua tapi sesungguhnya satu. Dimana ada Suleiman disitu ada Ibrahim. Kesuksesan dan kemasyhuran Ottoman pada masa Suleiman sama sekali tak bisa dilepaskan dari sumbangsih maksimal dari Sang Wazir Agung, Pargali Ibrahim Pasha.

Dwi Tunggal yang membawa Ottoman memasuki puncak kejayaannya. Ditakuti lawan, disegani kawan. Menjadikan Ottoman sebagai salah satu kekaisaran dengan wilayah terluas di dunia meliputi tiga benua, dalam bentang perjalanan sejarah bangsa-bangsa. Dan seluruh rakyat Ottoman mafhum benar dengan kedekatan, kebersamaan dan kesatuan antara Suleiman dan Ibrahim. Pasangan pemimpin terbaik yang pernah dimiliki oleh Ottoman. Saling melengkapi dan menguatkan.