Kepemimpinan untuk rakyat kecil

Di antara pilihan mengurbankan rakyat demi kekuasaan atau mendayagunakan kekuasaan demi rakyat, di situlah kita melihat kepemimpinan hakiki.

Arie Saptaji./ Dokumen pribadi

"Wo, kini giliran angalai (Anda). Sebarkan pada penduduk Jakarta bahwa kita sudah merdeka. Bawa bendera!" kata Bung Karno kepada Riwu Ga, yang akrab dia sapa Wo.

Riwu Ga adalah pendamping Bung Karno sejak di Ende sampai Bung Karno menjadi presiden pertama Republik Indonesia. Setelah proklamasi dibacakan di Jalan Pegangsaan Timur 56, Jakarta, ia membawa bendera merah putih di atas jip terbuka yang dikemudikan Sarwoko.

Orang tidak dapat mendengarkan siaran radio karena pasukan Jepang menyegelnya. Riwu Ga berkeliling ke seluruh pelosok Jakarta.

“Saya melambai-lambaikan bendera itu. Rakyat berjubel menyambut kami. Saat itu memang tegang. Siapa tahu tiba-tiba kami dicegah atau ditembak Kenpeitai. Tapi ini tugas nasional dari Bung Karno. Maka, saya pun berteriak memberitahukan penduduk Jakarta yang tumpah ke jalan: Hei, rakyat Indonesia, hari ini kita sudah merdeka!”

Orang-orang di sepanjang jalan menyambut gembira. Mereka mengepalkan tangan dan berteriak, “Merdeka! Merdeka!”