Melihat iklan PSI dari sisi low attention processing theory

Strategi yang dilakukan pada iklan PSI ini tampaknya sangat tepat

Ketika membaca berita mengenai Partai Solidaritas Indonesia (PSI) beberapa hari lalu, saya melihat kolom komentar dipenuhi dengan berbagai macam komentar positif dan negatif. Namun, kebanyakan komentar negatif tersebut membahas topik yang tidak sesuai dengan isi berita. Yaitu, tentang iklan kampanye PSI.

Karena penasaran, saya mencoba melihat akun Instagram Grace Natalie, Ketua Umum PSI, dan sudah ada beberapa video iklan yang diunggah dengan berbagai respons negatif dari warganet.

“Nyesel banget waktu gue liat iklan beginian di tv, asli gak mutu,” kata salah satu warganet. “Alay banget iklannya. Norak abis,” kata yang lainnya.

Pertama kali melihat iklan tersebut, saya pribadi merasakan hal sama dengan warganet yang berkomentar negatif di unggahan Grace tersebut. Rasanya agak kurang pas, jika seorang ketua umum partai tampil di iklan dengan konten lelucon garing dan gaya berlebihan seperti itu.

Tapi ketika dipikir kembali. Apa mungkin iklan tersebut dibuat serampangan dengan hanya mengedepankan unsur milenial tanpa pertimbangan matang dan target yang jelas? Sepertinya tidak mungkin.