Menjaga SDM Indonesia dengan menjaga produktivitas gawai 

Seindah apapun pergaulan di dunia maya, mereka bisa jadi tidak nyata, karenanya segala kebanggaan bisa jadi semu.

Muhammad Sufyan Abdurrahman

Rilisan Bisnis.com edisi 5 November menghentak penulis; Pj. Sekda Pemprov Jabar Daud Achmad menggagas program Sekolah Tanpa Gawai (Setangkai) dikarenakan penggunaan gawai berlebihan menjadi pencetus gangguan kesehatan jiwa, terutama di kalangan anak-anak dan remaja. 

Secara umum, mengacu data Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Provinsi Jabar, pada Januari-September 2019, jumlah kelompok usia 19-45 tahun yang mengunjungi RSJ mencapai 25.069 orang. Dalam kurun sama, jumlah kelompok usia 13-18 tahun yang mengunjungi RSJ menyentuh 3.104 orang.

Secara khusus, menurut Direktur RSJ Provinsi Jawa Barat dr Elly Marliyani, pihaknya sejak tahun 2016 hingga Oktober 2019 telah menangani 209 pasien yang kesehatan jiwanya terganggu imbas adiksi internet, game, browsing, dan problem khas lainnya dari para internet citizen (netizen). 

Bertambah miris membaca data tersebut dikarenakan, sambung dr Elly Marliyani, 209 pasien itu umumnya anak remaja mulai dari usia 5 hingga 15 tahun yang harus ditangani dengan rawat jalan. Bahkan, beberapa pasien harus dirawat inap.

“Di Jabar, kami juga banyak menerima pasien ganggan kejiwaan usia anak karena kecanduan gadget (gawai). Situasi tersebut menjadi masalah yang menjangkiti anak-anak kita,” sambung Daud di Gedung Sate, Selasa (5/11/2019).