Pemilu, petani dan calon presiden

Dalam demokrasi langsung seperti di Indonesia, arti penting petani, nelayan, pedagang kecil, dan kaum miskin kota semakin kentara.

Pemilihan langsung dengan mekanisme satu orang satu suara (one man one vote) menempatkan setiap individu pemilih dalam pemilu memiliki posisi sama penting. Kelas menengah, pengusaha, dan elite posisinya sama dengan petani, nelayan, kaum miskin kota, dan bahkan pemulung.

Demokrasi menyediakan tempat dan penghargaan yang sama kepada semua individu pemilih. Dalam demokrasi langsung seperti di Indonesia, arti penting petani, nelayan, pedagang kecil, dan kaum miskin kota semakin kentara.

Dari semua komunitas pinggiran itu, dari sisi jumlah petani memiliki posisi paling penting. Pelaku politik mana pun tahu pertanian masih jadi rebutan 30% tenaga kerja, dan ditekuni 27,68 juta rumah tangga petani dengan jumlah anggota keluarga mencapai 98,3 juta jiwa.

Petani dan pertanian adalah lumbung suara yang bisa menyediakan tiket untuk menduduki kursi presiden/wakil presiden dan kursi legislatif. Karena itu dalam kampanye Pemilu 2019, para kandidat –apakah presiden/wakil presiden dan caleg—tidak absen mengangkat harga kebutuhan pokok, nasib petani dan kedaulatan pangan sebagai jualan. 

Duet capres-cawapres Prabowo-Sandi menempuh penerapan inovasi digital farming untuk mendongkrak produktivitas pertanian sekaligus menarik minat generasi muda di bidang pertanian. Terkait pendanaan, akan didirikan Bank Tani dan Nelayan.