Myanmar didesak bebaskan dua wartawan Reuters

Kedua wartawan Reuters ditangkap saat bertugas untuk menyelidiki pembunuhan warga Rohingya di sebuah desa di Rakhine, Myanmar.

Demonstrasi digelar untuk mendesak pemerintah Myanmar membebaskan dua wartawan Reuters, Wa Lone dan Kyaw Soe Oo

Puluhan orang berpawai melintasi Yangon, kota terbesar di Myanmar pada Sabtu (1/9), menyerukan pemerintah agar membebaskan dua wartawan Reuters yang sedang diadili atas tuduhan mengumpulkan rahasia-rahasia negara. Selain itu, mereka juga menuntut kebebasan pers.

Para pengunjuk rasa yang berpakaian hitam berpawai dengan membawa bendera-bendera, spanduk, dan balon-balon dengan cetakan wajah dua wartawan Reuters yang ditahan, yakni Wa Lone dan Kyaw Soe Oo.

Mereka meneriakkan, "Hak ingin tahu berita! Hak rakyat! Hak rakyat!". Beberapa membawa spanduk bertuliskan "Bebaskan segera wartawan-wartawan yang ditahan. Bebaskan segera mereka." 

Pengadilan Yangon pada Senin (3/9) dijadwalkan mengeluarkan putusan atas Wa Lone (32) dan Kyaw Soe Oo (28) yang didakwa berdasarkan Undang-Undang Rahasia Resmi era kolonial.

Pendukung kebebasan pers, PBB, Uni Eropa dan negara-negara termasuk Amerika Serikat, Kanada, dan Australia pun turut menyerukan pembebasan dua wartawan Reuters.