AJI: Pemberitaan tentang coronavirus jangan buat panik

AJI Jakarta turut menyerukan agar pemerintah wajib memberikan informasi yang akurat, kredibel, dan transparan dalam perkara coronavirus.

Presiden Joko Widodo (ketiga kanan) didampingi Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto (kedua kanan), Menseskab Pramono Anung (keempat kanan) dan Mensesneg Pratikno (kanan) menyampaikan konferensi pers terkait virus corona di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (2/3). Foto Antara/Sigid Kurniawan/foc.

Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Jakarta meminta perusahaan media wajib membekali alat kesehatan bagi jurnalis yang meliput coronavirus atau Covid-19. Ihwal ini tidak lepas dari pengumuman Presiden Joko Widodo yang menyebut sudah ada dua orang yang positif virus tersebut di Indonesia.

"Perusahaan media wajib membekali alat kesehatan bagi jurnalis yang meliput perihal Covid-19," kata Ketua AJI Jakarta Asnil Bambani dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Senin (2/3).

Media juga harus menjaga kerahasiaan identitas pasien dan keluarga, termasuk alamat tempat tinggal guna menghindari kepanikan massal. Di sisi lain, dia mengingatkan agar menggunakan narasumber yang kompeten perihal pemberitaan kasus Covid-19.

"Pers tidak mengutamakan sensasi dari korban dan keluarga," tambah dia.

Meski demikian, AJI Jakarta turut menyerukan agar pemerintah wajib memberikan informasi yang akurat, kredibel, dan transparan dalam perkara coronavirus.