Disinformasi tersebar melampaui ranah spycraft jadi industri yang busuk

Suasana disinformasi berkembang menjadi pasar di mana layanan dikontrak, buruh dibayar, opini tidak senonoh, dan pembaca diperjual belikan.

ilustrasi. foto Pixabay

(Spycraft: Keterampilan dan teknik yang digunakan oleh mata-mata.)

Disinformasi, praktik memadukan informasi nyata dan palsu dengan tujuan membodohi pemerintah atau memengaruhi opini publik, berasal dari Uni Soviet. Tetapi disinformasi tidak lagi menjadi domain eksklusif badan-badan intelijen pemerintah.

Suasana disinformasi hari-hari ini telah berkembang menjadi pasar di mana layanan dikontrak, buruh dibayar, opini tidak senonoh, dan pembaca palsu diperjualbelikan. Industri ini muncul di seluruh dunia. Beberapa pemain sektor swasta didorong oleh motif politik, sebagian oleh keuntungan dan sisanya dari campuran keduanya.

Perusahaan Hubungan Masyarakat telah merekrut influencer media sosial di Prancis dan Jerman untuk menyebarkan kebohongan. Politisi telah mempekerjakan staf untuk membuat akun Facebook palsu di Honduras. Dan influencer Twitter Kenya dibayar 15 kali lebih banyak daripada yang dihasilkan banyak orang dalam sehari untuk mempromosikan tagar politik. Para peneliti di Universitas Oxford telah melacak kegiatan disinformasi yang disponsori pemerintah di 81 negara dan operasi disinformasi sektor swasta di 48 negara.

Korea Selatan berada di garis depan disinformasi daring. Masyarakat Barat mulai meningkatkan kekhawatiran tentang disinformasi pada tahun 2016, dipicu oleh disinformasi terkait pemilihan presiden Amerika Serikat 2016 dan Brexit. Namun di Korsel, media melaporkan operasi disinformasi formal pertama pada tahun 2008. Sebagai peneliti yang mempelajari khalayak digital, penulis telah menemukan bahwa sejarah disinformasi selama 13 tahun di Korsel menunjukkan bagaimana teknologi, ekonomi, dan budaya berinteraksi untuk memungkinkan industri disinformasi .