Hubungan masyarakat sudah mati – Hidup hubungan pribadi!

Brand (merek) perlu berkomunikasi lebih baik dengan konsumen untuk memenuhi harapan mereka yang berubah.

ilustrasi. Istimewa

Abad ke-21 telah melihat perubahan yang begitu besar sehingga hubungan masyarakat (Public Relations) – yang dipopulerkan pada abad ke-20 – tidak lagi relevan dalam bentuknya yang sekarang. Komunikasi massa mati. Sebaliknya, konsumen dan merek semakin memilih hubungan pribadi dan orang-ke-orang. Ini adalah hal yang baik bagi siapa saja yang peduli untuk membangun hubungan antara konsumen dan merek.

PR secara tradisional berfokus pada pendekatan top-down (atas-bawah), one-to-many (satu-ke-banyak) yang mengkomunikasikan cerita bagus ke media berpengaruh dan menekan yang buruk. Tetapi dengan konten media sosial, berita palsu, peretasan yang meluas, dan munculnya sesama influencer di saluran seperti TikTok dan Instagram, norma-norma tradisional telah berubah.

Konsumen sekarang secara rutin mengkurasi porsi berita dan konten mereka. Mereka tidak lagi berlangganan koran cetak atau mendengarkan berita jam 8. Mereka memilih siapa yang ingin mereka dengarkan, tentang topik apa, di platform mana dan kapan itu nyaman bagi mereka.

“Orang-orang secara fundamental telah mengubah ekspektasi mereka terhadap bisnis dan cara mereka mengonsumsi media. Artinya cara PR yang dilakukan sebelumnya sudah tidak relevan lagi. Sebaliknya, pendekatan yang dipersonalisasi sedang meningkat -- di mana konsumen dikomunikasikan sebagai individu, dengan persyaratan mereka, tentang apa yang mereka inginkan,” kata Adam Hunter, manajer kepala di agen komunikasi terintegrasi Hook, Line & Sinker.

Dia mengatakan brand (merek) perlu berkomunikasi lebih baik dengan konsumen untuk memenuhi harapan mereka yang berubah.