Isu SEA Today jadi TV-pool untuk G-20 dipertanyakan DPR

Nurul Arifin dari Partai Golkar mempertanyakan masalah penunjukan TVRI bukan menjadi TV-pool untuk G-20 nanti.

ilustrasi. Istimewa

KTT Puncak G-20 (forum antarpemerintah 19 negara dan anggota Uni Eropa) akan digelarkan pada 30-31 Oktober 2022 di Bali. Salah satu isu terkait pergelaran akbar itu sudah berembus kencang di dalam rapat antara Komisi I DPR dengan Menteri Komunikasi dan Informatika, Selasa (22/3). Isunya, tentang media.

Anggota Komisi I DPR, Nurul Arifin dari Partai Golkar mempertanyakan masalah penunjukan TVRI bukan menjadi TV-pool untuk G-20 nanti. TV-pool merupakan istilah untuk peliputan atau siaran bersama dengan satu stasiun televisi yang bertugas memproduksi peliputan.

Padahal, menurut Nurul, Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenkomarinves) telah menunjuk TVRI sebagai TV-pool. Ternyata itu kemudian disabotase dengan persetujuan Kementerian Kominfo yang menunjuk stasiun SEA Today untuk menjadi TV-pool di G-20.

"Anehnya mereka meminta anggaran APBN?! Dulu, memang awal-awal, ada keinginan supaya TVRI masuk dalam BUMN (Badan Usaha Milik Negara), tapi tidak terwujud. Apakah SEA Today ini bagian skenario untuk menjadi saingan TVRI di bawah BUMN? SEA Today dibuat, saya tidak tahu sejak kapan, tapi ditunjuk sebagai pelaksana untuk G-20 dan kemudian meminta anggaran APBN, padahal kalau APBN seharusnya ke TVRI?

"Kalau SEA Today ini berada di bawah Telkom, ya minta duit saja ke Telkom? Pada saat pandemi mereka paling banyak untung. Sudah tahu TV swasta, mengapa minta duit APBN? Dan penunjukannya langsung atas restu dari pemerintah. Alasannya konon bahasa Inggris SEA Today lebih bagus dari TVRI. Ini kan TVRI kita lihat pengalamannya sudah puluhan tahun bukan baru lima atau sepuluh tahun. Jangan mengerdilkan sesama anak bangsa," cetus Nurul.