sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Cerita Tri Handoko Seto mengamankan cuaca selama KTT G20

Suksesnya jamuan makan malam dengan panggung dan tata cahaya, serta penampilan apik di ruang terbuka ini, didukung dengan kondisi cuaca.

Gempita Surya
Gempita Surya Kamis, 17 Nov 2022 08:11 WIB
 Cerita Tri Handoko Seto mengamankan cuaca selama KTT G20

Pelaksanaan puncak rangkaian G20 di bawah presidensi Indonesia, yakni Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) yang berlangsung selama dua hari pada 15-16 November 2022, sudah berakhir. Hal ini ditandai dengan penyerahan tampuk kepemimpinan kepada Perdana Menteri (PM) India Narendra Modi oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada Rabu (16/11).

Selain perhelatan KTT G20, salah satu kegiatan yang menjadi sorotan adalah jamuan makan malam kepada para tamu internasional pada Selasa (15/11). Kegiatan bertajuk “Welcoming Dinner & Cultural Performance G20 Indonesia” tersebut menyuguhkan berbagai atraksi dan penampilan budaya di Garuda Wisnu Kencana (GWK) Cultural Park.

Suksesnya jamuan makan malam dengan panggung dan tata cahaya yang megah serta penampilan apik di ruang terbuka ini, juga didukung dengan kondisi cuaca di Pulau Dewata yang cerah pada Selasa (15/11) malam. Padahal BMKG memprediksi potensi hujan di wilayah Bali pada November 2022.

Hal itu tidak terlepas dari antisipasi melalui pelaksanaan operasi teknologi modifikasi cuaca (TMC) yang dipimpin Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Sekaligus merupakan upaya mendukung suksesnya gelaran KTT G20 di Bali, terutama untuk rangkaian acara yang diselenggarakan di ruang terbuka.

"Oleh Menko Kemaritiman dan Investasi, BRIN ditunjuk untuk memimpin pelaksanaan Operasi TMC dengan dukungan dari BMKG untuk analisa cuaca dan TNI-AU untuk armada pesawat," kata Kepala BRIN Laksana Tri Handoko dalam keterangannya, Senin (14/11).

Pelaksanaan operasi TMC ini sesuai dengan Surat Keputusan Menko Marves No.B-4859/MENKO/MARVES/HM.02.00/X/2022. Mengacu pada surat keputusan tersebut, Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan meminta Kepala BRIN segera menyiapkan pelaksanaan operasi TMC untuk mendukung penyelenggaraan G20.

Di balik pelaksanaan operasi TMC yang terbilang sukses mendukung penyelenggaraan rangkaian KTT G20 di ruang terbuka, ada sosok Tri Handoko Seto. Seto adalah orang yang merancang skenario operasi TMC di KTT G20.

Seto merupakan mantan Kepala Balai Besar Teknologi Modifikasi Cuaca (BBMTC) Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT). Saat ini, ia menjabat sebagai Perekayasa Ahli Utama di Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI.

Sponsored

Kendati bukan lagi merupakan bagian dari BRIN, Seto mendapat panggilan langsung untuk turut berpartisipasi mendukung perhelatan KTT G20, dalam kapasitasnya sebagai ahli dan senior yang telah puluhan tahun menggeluti bidang TMC.

"(Untuk operasi TMC) memerlukan yang lebih berpengalaman untuk mendesain kegiatan yang sangat penting ini, atau pengamanan kegiatan yang sangat-sangat penting ini. Maka saya dihubungi oleh Kepala BMKG," kata Seto kepada Alinea.id, Rabu (16/11).

Disampaikan Seto, ia kemudian terbang ke Bali untuk menghadiri rapat yang dipimpin Menko Luhut. Dalam rapat itu, ia menyampaikan skenario pengamanan yang telah disusun sehari sebelumnya. Target tertinggi dari penugasan tersebut yakni tidak boleh ada hujan pada Selasa, 15 November 2022.

"Saya buat skenario yang harus meyakinkan, karena ekspektasinya sangat luar biasa tuh. Enggak boleh ada satu tetes air pun jatuh di GWK pada malam itu (Selasa, 15/11), kan berat sekali," ungkapnya.

Kepada Luhut, Seto mengajukan empat unit pesawat yang akan dioperasikan dari dua posko, yakni di Lombok dan Banyuwangi. Kemudian, ia meminta agar tidak ada NOTAM (Notice to Airmen) yang melarang atau menunda penerbangan memburu awan.

Seto juga mengajukan agar ia dan tim yang bertugas di lapangan diberikan dukungan penuh untuk perburuan awan yang mengancam kelancaran acara.

"Kalau bikin skenarionya saya sendiri. Tetapi tentu dalam pelaksanaannya, tetap didukung penuh oleh teman-teman BRIN, BMKG, TNI, dan seluruh instansi," papar Seto.

Diungkapkan Seto, setelah permintaan tersebut disepakati, kemudian ia dan tim bergegas memastikan ketersediaan seluruh kebutuhan yang sesuai dengan skenario. Kemudian, uji coba pun dilakukan pada 13-14 November 2022.

Salah satu metode yang digunakan dalam pengamanan ketika terjadi potensi hujan adalah penyemaian benih garam yang dilakukan dengan menerbangkan pesawat. Penyemaian garam ditujukan untuk menghindari pembentukan awan tebal, dan mengurangi intensitas curah hujan yang cukup tinggi di wilayah tersebut.

"Secara umum semua berjalan sesuai skenario," tuturnya.

Kendati demikian, Seto mengakui sempat terjadi kendala pada 15 November 2022. Diungkapkannya, sejak Selasa pagi awan hujan bermunculan bahkan setelah dihujankan.

Setelah menyimpulkan bahwasanya tidak mungkin meniadakan hujan, ujar Seto, perubahan strategi dilakukan dengan menurunkan hujan di tempat lain agar tidak mengganggu acara. Hal itu harus diputuskan dan dieksekusi dengan cepat mengingat lokasi acara yang berpindah-pindah.

"Prosesnya itu mempercepat awan jatuh hujan, sehingga kalau harusnya dia hujannya di Nusa Dua, sebelum masuk Nusa Dua sudah kita hujankan duluan. Jadi Nusa Dua aman," jelas dia.

Melalui eksekusi cepat tersebut, akhirnya hujan berhenti pada Selasa siang. Mendekati pelaksanaan jamuan makan malam, ujar Seto, awan hujan tumbuh dan berdatangan menuju GWK.

Merespons hal tersebut, Seto melakukan upaya yang sama yakni mempercepat turunnya hujan di sekitar, maupun awan-awan hujan yang masih jauh sebelum memasuki GWK. Meski hujan kemudian berhenti pada sore hari, pihaknya tetap melakukan pemantauan terhadap potensi hujan yang mungkin kembali tiba.

"Puji astungkara, acara berjalan lancar tanpa gangguan hujan," tutur Seto.

Seto menyampaikan ucapan terima kasih atas kepercayaan yang diberikan Presiden Jokowi untuk mengawal pengamanan rangkaian KTT G20.

Ia juga mengapresiasi dedikasi tim yang bekerja bersama menyukseskan pengamanan. Ditambahkan Seto, ia bersyukur pelaksanaan acara inti yakni jamuan makan malam di GWK Cultural Park dapat berjalan lancar.

"Kami tidak mengklaim ini hasil kerja kami. Tugas kami hanya kerja, menyiapkan anak panah terbaik, menariknya sekuat tenaga, membidik lalu melepaskannya. Hasilnya bukan kuasa manusia.  Apalagi begitu banyak doa anak bangsa, dan banyak juga upaya lainnya," pungkas Seto.

Berita Lainnya
×
tekid