Kurangnya riset media di era jurnalisme viral

Berbagai penelitian Irwansyah di ranah media digital dan pemberdayaan media digital, sudah sangat banyak dan dikenal.

Ilustrasi. Pixabay

Irwansyah, dosen Departemen Ilmu Komunikasi Universitas Indonesia, membagikan pokok pikirannya yang belum tersampaikan dalam kondisi setelah puncak pandemi Covid-19. Pemikirannya bukan bernada sebuah kekhawatiran, tapi tantangan dan peluang, untuk bisa memberikan cara yang terbaik ke masyarakat, komunitas, maupun bangsa dan negara.

Berbagai penelitian Irwansyah di ranah media digital dan pemberdayaan media digital, sudah sangat banyak dan dikenal. Itu menurut moderator Indah Santi Pratidina, pengajar Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik UI.  

Mereka berdua, Irwansyah dan Indah, telah muncul dalam seminar nasional simultan diselenggarakan Departemen Ilmu Komunikasi FISIP UI di sesi pertama bertema 'Media Daring dan Jurnalisme Lambat pada Masa Pandemi' pada Jumat (13/5).

"Saya mengambil istilah yang sebenarnya sudah dipopulerkan di tahun 2002, yaitu jurnalisme viral (viral journalism). Kondisi ini sebenarnya memberikan gambaran bahwa memang kajian jurnalisme itu masih sangat terbatas," kata Irwansyah.

Digamblangkannya, di tahun 2002 ini saja kajian tentang surat kabar dan media online memang masih terbatas. Ia mengacu karya-karya akademik dalam publikasi ilmiah yang dilihat di Index Scopus, dan khusus di Indonesia dari Indeks Shinta.