Penelitian terbaru menemukan praktisi Humas belum siap untuk AI

Lebih dari satu dari tiga (38,9%) praktisi Humas merasa 'bersemangat' tentang AI dibandingkan dengan hanya 3,9% yang merasa 'kewalahan'.

ilustrasi. ist

Sebuah laporan penelitian terbaru tentang bagaimana profesional PR (Humas) memandang kecerdasan buatan (artificial intelligence) telah menemukan bahwa walaupun sementara praktisi menyadari potensinya, pengetahuan dan keterampilannya terbatas.

Laporan Kesiapan AI dan Big Data (AI and Big Data Readiness Report) dari badan profesional di Inggris untuk praktisi Humas, Chartered Institute of Public Relations (CIPR), memberikan petunjuk tentang bagaimana sebuah profesi dapat melengkapi dirinya sendiri dan menyusun rekomendasi untuk memandu pelatihan yang lebih komprehensif untuk industri.

Ekonom Dr Swati Virmani dari De Montfort University Leicester (DMU) adalah anggota panel panel AIinPR CIPR dan telah ikut menulis laporan tersebut.

Dia berkata: “Penelitian ini telah menjadi pemeriksaan menyeluruh terhadap kemampuan, peran, pelatihan, dan kesiapan para praktisi.

“Dengan hanya sebagian kecil dari profesional Humas yang maju dengan baik dan mayoritas hanya beroperasi pada tingkat yang kompetitif, oleh karena itu penting untuk memahami 'di mana untuk memulai' sehingga kurangnya pengetahuan, tantangan, dan kekhawatiran di antara praktisi Humas dapat diatasi dan profesi dapat berkembang dengan percaya diri untuk masa depan AI.”