Begitu banyak tugas Humas di rumah sakit, hingga perlu mendapatkan pelatihan khusus atau pendidikan khusus.
Humas (public relations) merupakan profesi yang sama beratnya dengan profesi lain yang ada di rumah sakit. Sama-sama punya tanggung jawab yang tidak ringan seperti dokter dan tenaga medis lain. Begitu banyak tugas humas di rumah sakit, hingga perlu mendapatkan pelatihan khusus atau pendidikan khusus untuk menjadi seorang profesional.
"Memang ada pendidikan public relations, marketing, manajemen, kemudian juga PKRS (Promosi Kesehatan Rumah Sakit). Pendidikan yang seperti itu dapat menjadi dasar yang baik," kata Vivi Vira Viridianti, koordinator Hukum, Organisasi dan Hubungan Masyarakat di RSUP Dr. Kariadi Semarang.
Vivi sendiri adalah insinyur. "Kalau saya bilang saya ini tersesat di jalan yang benar. Pendidikan saya pun sebenarnya insinyur nuklir," tambahnya.
Vivi tersesat jauh dari insinyur nuklir menjadi humas. Dia sendiri mengaku tidak tahu pasti, tapi orang lain yang menilai pengetahuannya. Jadi sebenarnya, katanya, humas profesional berdasarkan ilmu oke, tapi kan dia tidak nyambung dari insinyur nuklir jadi humas. Tapi Vivi belajar dan belajar terus. Dia mengikuti perhimpunan seperti Perhimpunan Humas Rumah Sakit Indonesia (Perhumasri). Di situ dia memperoleh banyak ilmu kehumasan.
"Sampai sekarang pun saya masih terus belajar. Misalnya Tiktok bagaimana? Atau seperti IG Live 'kan dipelajari juga. Dulu kan tidak ada kuliah seperti ini? Jadi memang perkembangan teknologi itu membuat kita belajar terus. Ketika berkembang ke media sosial, ya kita belajar lagi," ujar Vivi dalam siaran langsung Instagram (IG live) Perhumasri Sulawesi Selatan, akhir pekan lalu.