Risiko bencana berkurang bila remaja dan orang muda terlibat di media

Setiap tahun, lebih dari 3.000 bencana terjadi yang berdampak pada lebih dari delapan juta orang setiap tahun.

ilustrasi. foto Pixabay

Secara keseluruhan, 80 juta anak dan remaja di Indonesia telah terkena dampak langsung dari dampak negatif pandemi yang meluas dalam kehidupan sehari-hari mereka. Temuan itu ditunjukkan UNICEF terkait Global Platform for Disaster Risk Reduction (GPDRR).

Setiap tahun, lebih dari 3.000 bencana terjadi yang berdampak pada lebih dari delapan juta orang setiap tahun. Dampak bencana itu merusak infrastruktur dan mata pencaharian, mengganggu layanan yang berdampak negatif pada kesejahteraan dan perkembangan anak-anak.

Di daftar negara paling rawan risiko iklim secara global pada tahun 2019, Indonesia menduduki peringkat ke-14. Negeri ini dianggap memiliki 'risiko iklim tinggi' untuk anak-anak. Masyarakat agar siap menghadapi bencana yang tidak bisa diprediksi kapan akan datang sebenarnya dapat diedukasi melalui peranan media.

Menurut UNICEF, pelibatan anak-anak dan orang muda merupakan bagian penting dari upaya pengurangan risiko bencana. Tapi, bagaimana mengurangi dampak risiko bencana terhadap kehilangan mata pencaharian?

Avianto Amri dari Predikt menjawab pertanyaan itu dalam webinar series #7 berjudul “Media serta Keterlibatan Remaja dan Orang Muda dalam Pengurangan Risiko Bencana” diselenggarakan Aliansi Jurnalis Independen (AJI) bekerja sama dengan UNICEF Indonesia, Jumat (20/5).