Waspada bila media membangun opini publik sendiri

Bila tidak memberitakan, dianggap menutupi fakta. Kalau menyampaikan kritik dinilai menyerang atau tendensius.

ilustrasi. foto Pixabay

Isu lockdown sempat ramai dibincangkan sebagai topik hangat di masyarakat dari awalnya sebuah berita di harian Bisnis Indonesia (BI). Namun setelah menerima penjelasan Presiden di Istana Negara, pemimpin redaksi Maria Benyamin mengubah persepsi koran BI.

"Itu membuktikan bahwa kami tidak tendensius," katanya.

Sembari menambahkan, saat koran BI menyerukan lockdown, jangan dilihat isu itu digulirkan dengan tendensi tertentu. "Tapi harus dilihat bahwa dari isu yang diangkat ada beragam pandangan yang kita tempatkan. Proporsionalitas sangat kami kedepankan. Dan ketika media mengangkat dari titik pijak yang berbeda, itu menurut saya, harus menjadi sebuah kritikan untuk pihak yang merasa dikritik," bubuhnya, ditayangkan Youtube, Selasa (2/11), dalam Public Affairs Forum Indonesia digelar Perhimpunan Hubungan Masyarakat Indonesia (Perhumas).

Maria mengutip judul lagu lawas 'Benci Tapi Rindu' untuk mengandaikan hubungan antara media dengan narasumber, kadang-kadang akrab dan mesra. Tapi jika tulisan di media miring sedikit, narasumber kehilangan senyum untuknya. Dia menulis agak miring sebenarnya bukan juga sembarangan. Tentu ada dasar tulisan itu. Tetapi kemudian narasumber lalu melihat dengan pertanyaan mengapa. Bisa saja malah langsung merajuk tanpa senyum. Sekali menulis berita bagus akan disayang narasumber. Kalau beritanya jelek terasa ada narasumber yang benci, tapi sekaligus masih merindukan awak media.

"Padahal sebenarnya harus dilihat bahwa awak media sangat menepati proporsionalitas, itu sangat kami kedepankan. Sehingga apa yang kami angkat pun juga tidak yang kemudian punya tendensi tertentu atau kemudian juga hanya mengutamakan kepentingan-kepentingan tertentu. Saya bisa jamin untuk di Bisnis Indonesia -- saya tidak menjamin di luar sana -- sampai saat ini kami sangat mengedepankan berbagai perspektif dan sangat mengutamakan profesionalitas dari berbagai perspektif tersebut," imbuhnya.