Larangan Israel terhadap media internasional di Jalur Gaza yang dilanda perang memicu disinformasi dan penyebaran dehumanisasi, kata kepala badan PBB untuk pengungsi Palestina (UNRWA).
“Sejak perang dimulai 1,5 tahun lalu, Otoritas Israel telah melarang masuknya media internasional ke Gaza untuk melaporkan secara independen,” kata Komisaris Jenderal UNRWA Philippe Lazzarini dalam sebuah pernyataan, Kamis (17/4).
“Ini memicu propaganda, disinformasi, dan penyebaran dehumanisasi.”
Selain larangan tersebut, laporan yang kredibel dan kesaksian saksi mata dari organisasi bantuan tentang situasi di Gaza sedang didiskreditkan dan dipertanyakan, keluh Lazzarini.
“Aliran informasi yang bebas dan pelaporan independen adalah kunci untuk fakta dan akuntabilitas selama konflik. Gaza seharusnya tidak terkecuali,” kata kepala UNRWA.
Menurut otoritas Palestina setempat, sedikitnya 210 wartawan tewas dalam serangan Israel di Jalur Gaza sejak Oktober 2023.
Tentara pendudukan Israel memperbarui serangannya di Gaza pada 18 Maret, yang menghancurkan gencatan senjata dan perjanjian pertukaran tahanan pada 19 Januari.
Lebih dari 51.000 warga Palestina tewas di Gaza dalam serangan brutal Israel sejak Oktober 2023, sebagian besar dari mereka adalah wanita dan anak-anak.(middleeastmonitor)