18,9 juta warga nekat mudik, Doni: Bisa berakibat fatal

Kasus aktif Covid-19 harian dan angka kematian dipastikan akan mengalami lonjakan.

Calon penumpang bersiap menaiki bus AKAP di terminal bayangan Pondok Pinang, Jakarta, Jumat (3/4/2020). Foto Antara/Reno Esnir.

Sebanyak 18,9 juta warga diperkirakan masih nekat mudik Lebaran 2021. Hal ini cukup mengkhawatirkan karena sudah bisa dipastikan kasus aktif Covid-19 harian dan angka kematian akan mengalami lonjakan.

Bahkan, tingkat keterisian tempat tidur di rumah sakit rujukan Covid-19 akan penuh dan tenaga kesehatan di daerah tujuan mudik kewalahan menangani pasien.

"Akibatnya, mereka (pemudik) yang terpapar Covid-19 bisa menjadi fatal. Bisa mengakibatkan kematian, dan banyak daerah yang mengalami peristiwa seperti itu tahun lalu," ujar Ketua Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19, Doni Monardo dalam diskusi virtual, Rabu (5/5).

Dia mengingatkan, di daerah tujuan mudik belum tentu ada rumah sakit rujukan Covid-19 dan tenaga kesehatan yang dapat menangani banyak pasien. Pemerintah pusat, kepala daerah, hingga perangkat di tingkat desa/kelurahan perlu mengimbau agar warganya tidak nekat pulang kampung.

"Hari ini kami lelah, lebih baik kami dianggap cerewet daripada korban Covid-19 berderet-deret, karena sudah tidak ada lagi pilihan lain, karena masyarakat yang ingin mudik pun masih ada 7% (18,9 juta), masih nekat. Jangan mudik, jangan mudik, jangan mudik," pinta Doni.