2 tahun kasus Novel Baswedan: Menanti keseriusan tim gabungan

Kasus penyerangan terhadap penyidik KPK Novel Baswedan belum menemukan titik terang hingga kini.

Penyidik senior KPK Novel Baswedan berbicara dalam sebuah diskusi di Jakarta, Sabtu (6/4). /Antara Foto.

Indonesia Corruption Watch (ICW) mencatat, sejak 1996 hingga 2019 ada ratusan serangan fisik dan ancaman terhadap pegiat antikorupsi. Serangan itu juga menimpa komisioner Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Misalnya saja teror bom di rumah Ketua KPK Agus Rahardjo dan Wakil Ketua KPK Laode Muhammad Syarif beberapa waktu lalu.

“Sekelas komisioner saja itu mendapat ancaman. Negara seharusnya memproteksi mereka,” kata anggota divisi investigasi ICW Wana Alamsyah saat ditemui reporter Alinea.id di kantor ICW, Kalibata, Jakarta Selatan, Rabu (10/4).

Kasus penyerangan dengan cara menyiram air keras yang menimpa penyidik KPK Novel Baswedan tentu salah satu yang menyita perhatian besar publik. Dua tahun lalu, Novel diserang dua orang tak dikenal di dekat rumahnya, bilangan Kelapa Gadung, Jakarta Utara.

Akibat serangan itu, Novel berulang kali menjalani serangkaian operasi. Mata kirinya tak lagi bisa melihat dengan jelas. Penyerangan terhadap Novel tak hanya sekali itu terjadi. Saat menangani kasus korupsi Bupati Buol, Amran Batalipu pada 2012, sepeda motor Novel pernah ditabrak mobil yang mengawal Amran.

Pada 2016, Novel pernah ditabrak mobil lagi, ketika ia ingin berangkat ke kantor KPK. Ia terjatuh dari sepeda motornya, tetapi hanya mengalami luka-luka.