4 provinsi paling berisiko saat terjadi karhutla dan Covid-19

Kedua bencana akan memberikan dampak serius saat terjadi bersamaan.

Petugas berupaya memadamkan kebakaran lahan gambut di Kabupaten Pelalawan, Riau, Minggu (28/7/2019). Foto Antara/FB Anggoro

Pemerintah memfokuskan pada mitigasi dalam penanganan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di tengah pandemi coronavirus baru (Covid-19). Pangkalnya, kedua bencana itu membuat risiko berganda, khususnya kepada orang-orang rentan terpapar SARS-CoV-2.

"Menghadapi karhutla tahun ini berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya karena kita menghadapi pandemi Covid-19 juga," kata Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Doni Monardo, saat webinar "Ancaman Karhutla dan Covid-19 di Masa Pandemi", Kamis (13/8). 

Karhutla menyebabkan infeksi saluran pernapasan atas (ISPA), asma berat, kanker, dan beberapa penyakit lain. Sementara itu, sejumlah kelompok masyarakat rentan terpapar Covid-19 lantaran imunitasnya tidak optimal, seperti lansia dan komorbid macam hipertensi, diabetes, jantung, dan ISPA.

Doni melanjutkan, BNPB kini mengutamakan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat ke lapangan guna mengantisipasi karhutla. "Pencegahan merupakan langkah terbaik."

Di dalam Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 3 Tahun 2020 tentang Penanggulangan Karhutla, ungkapnya, terdapat tiga upaya preventif. Pertama, mengembalikan kodrat gambut yang basah, berair, dan berawa.