Airlangga: Situasi darurat PMK pengaruhi dunia global

Wabah PMK tidak bisa diungkapkan terlalu besar di masyarakat, karena dampaknya terhadap dunia global.

Ilustrasi sapi. Foto: unsplash.com.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan, penetapan status darurat wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) berdampak terhadap dunia global. Hal ini dinilai akan mempengaruhi aktivitas ekspor dalam jangka waktu tertentu.

"Kalau kita declare darurat PMK, maka seluruh ekspor hortikultura kita akan dilarang. Dan ini untuk waktu yang panjang, rata-rata (pelarangannya) bisa kena lebih dari 1 tahun. Dalam situasi seperti ini, ini tidak menguntungkan," katanya dalam rapat koordinasi di Kementerian Dalam Negeri, Kamis (16/6).

Menurut Airlangga, PMK berbeda dengan Covid-19 yang dialami hampir seluruh dunia. Wabah PMK tidak bisa diungkapkan terlalu besar di masyarakat, karena dampaknya terhadap dunia global.

Kendati demikian, pemerintah tetap melakukan upaya penanganan wabah PMK dengan mengimpor pengadaan vaksin sebanyak 3 juta dan mendorong percepatan obat-obatan. Selain itu, TNI dan Polri turut dilibatkan dalam menjaga lalu lintas hewan ternak agar tidak berjalan di episentrum wabah.

"Pemerintah sudah mengimpor pengadaan vaksin 3 juta. Dengan 14 juta ekor sapi, minimal kita punya 28 juta vaksin. Ini akan terus kami genjot, dan juga obat-obatan," ujar Airlangga.