Akademisi ungkap masalah utama pengembangan KSPN

Ada sejumlah masalah yang harus diselesaikan, seperti tingkat isian (load factor) masih rendah karena kurangnya atraksi wisata.

Terkait dengan aksesbilitas, angkutan KSPN dimulai pada 2020. Foto: istimewa

Kawasan Strategis Pariwisata Nasional yang selanjutnya disingkat KSPN adalah kawasan yang memiliki fungsi utama pariwisata atau memiliki potensi untuk pengembangan pariwisata nasional yang mempunyai pengaruh penting dalam satu atau lebih aspek, seperti pertumbuhan ekonomi, sosial dan budaya, pemberdayaan sumber daya alam, daya dukung lingkungan hidup, serta pertahanan dan keamanan, sehingga ditetapkan sebanyak 88 KSPN  yang tersebar di 50 Destinasi Pariwisata Nasional (DPN).

Namun kademisi Prodi Teknik Sipil Unika Soegijapranata Djoko Setijowarno, mengungkapkan masalah utama yang dihadapi dalam pengembangan KSPN.

"Pada tiga hal utama yaitu aksesibilitas, amenitas, dan atraksi. Jika masalah itu tidak dikelola dengan baik, maka akan berpengaruh terhadap kredibilitas dan kepercayaan wisatawan kepada pengelola KSPN pada khususnya dan pemerintah pada umumnya," kata dia dalam keterangan resminya, Minggu (30/7)  

Terkait dengan aksesbilitas, dia menjelaskan, angkutan KSPN dimulai pada 2020 dengan nilai subsidi Rp43,5 miliar untuk 13 KSPN, 175 kendaraan dan 63 trayek. Tahun berikutnya, anggaran subdisi turun menjadi Rp25,9 miliar untuk 15 KSPN, 75 kendaraan dan 43 trayek.

Tetapi sayanngnya pada 2020, peran angkutan KSPN terhadap perkembangan KSPN masih rendah. Total penumpang angkutan KSPN hanya 143.059 orang. Atau sekitar 8,28% dari total kapasitas 1,72 juta tempat duduk dan 4,09% dari total target 3,5 juta wisatawan.