Akibat banjir, petani jeruk di Kalsel rugi Rp2 triliun

Hendra Fatika meminta Pemprov Kalsel mempercepat penyaluran bantuan bibit tanaman jeruk kepada petani.

Ilustrasi. Pixabay

Petani jeruk di Kabupaten Barito Kuala, Kalimantan Selatan (Kalsel) mengalami kerugian setelah bencana banjir pada awal tahun 2021. Banjir tersebut, sebabkan rusaknya lahan budidaya tanaman jeruk seluas 10.000 hektar. 

Petani kesulitan mendapatkan pupuk, kapur, dan obat untuk budidaya tanaman jeruk. Selain itu, juga ada masalah keterbatasan pintu penyaluran dan pemasaran jeruk, hingga rendahnya harga jual dari petani.

Anggota Ombudsman Republik Indonesia Yeka Hendra Fatika meminta Pemprov Kalsel mempercepat penyaluran bantuan bibit tanaman jeruk kepada petani yang mengalami kerugian pascabanjir. 

Sebab, Gubernur Kalsel disebut menyiapkan anggaran untuk mengganti tanaman jeruk yang rusak itu. Ia mendesak adanya koordinasi antara Pemerintah Kabupaten Barito Kuala dan Pemprov Kalsel dengan BNPB terkait kesegeraan menyalurkan bantuan bibit tanaman jeruk ini.

"Tanaman jeruk ini rusak karena bencana banjir, jadi ada kewenangan di BNPB atau BPBD untuk mengalokasikan anggran penanggulangan bencana untuk mengganti tanaman jeruk yang terdampak banjir. Bantuan dari gubernur diperkirakan baru bisa menjangkau 1.600 Ha, baru 16% dari areal yang rusak,” ucapnya dalam keterangan tertulis, Kamis (28/10).