Aksi 22 Mei, manuver politik menggugat pilpres

Kerusuhan terjadi di beberapa titik di Jakarta. Menimbulkan korban jiwa.

Sejumlah massa Aksi 22 Mei terlibat kericuhan di depan gedung Bawaslu, Jakarta, Rabu (22/5). /Antara Foto.

Rabu (22/5) siang, tak jauh dari Gedung Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu), Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat massa aksi 22 Mei sudah berkerumun. Aksi damai berlangsung normal, tak ada gejala akan bergejolak. Di salah satu sudut, sekelompok ibu-ibu berkerumun di tepian jalan. Mereka baru saja bergantian menunaikan salat zuhur.

Nursa, salah seorang dari ibu-ibu yang ikut aksi 22 Mei mengaku diantar suaminya ke lokasi. Ia tiba pukul 10.00 WIB. Nursa mengaku datang menjadi peserta aksi bukan untuk demonstrasi, tetapi menuntut keadilan.

Baginya, dugaan pemilu curang hanya sekelumit persoalan saja. Sebagian besarnya menyangkut kemanusian. Meski begitu, Nursa mengaku baru sekali ikut aksi massa.

“Seumur hidup baru kali ini. Saya belum pernah ikut demo,” ujar Nursa ketika ditemui di kawasan Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Rabu (22/5).

Sebelumnya, Nursa hanya melihat demonstrasi dari situs Youtube atau membacanya di portal berita. Perempuan paruh baya asal Depok, Jawa Barat ini mengatakan, ia membaca di berita, banyak anak muda yang jadi korban saat demonstrasi.