Amnesty Internasional duga penembakan pendeta Yeremia dilakukan TNI

Pendeta Yeremia ditembak pada Sabtu (19/9) di kandang babi miliknya.

Personel Brimob saat berjaga di sekitar Asrama Mahasiswa Nayak di Abepura Jayapura tahun 2019/Foto Antara Foto.

Kasus penembakan pendeta Yeremia Zanambani (68) di Kampung Bomba, Distrik Hitadipta, Kabupaten Intan Jaya diduga melibatkan TNI.

Direktur Eksekutif Amnesty International Indonesia, Usman Hamid mengungkapkan, seorang pemimpin gereja di Papua yang berkomunikasi langsung dengan pihak keluarga menyebut penembakan itu dilakukan aparat TNI.

"Penembakan ini lagi-lagi menunjukkan kegagalan negara untuk menghadirkan perdamaian di Papua. Dari awal tahun, setidaknya ada 15 kasus penembakan di luar hukum di sana. Kapan orang Papua bisa bebas untuk hidup tenang," tanya Usman dalam keterangan tertulis, Selasa (22/9).

Disebutkan pula, pendeta Yeremia ditembak pada Sabtu (19/9) di kandang babi miliknya. Namun, sang istri baru menemukan jasadnya pada Minggu pagi. Pendeta Yeremia masih hidup setelah tertembak, tetapi kemudian ditusuk sampai meninggal dunia.

"Dua perempuan yang dituakan di lokasi kejadian sempat menemani jenazah pendeta Yeremia, sebelum sang istri menemukan ia sudah tak bernyawa," tutur Usman.