sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Amnesty Internasional duga penembakan pendeta Yeremia dilakukan TNI

Pendeta Yeremia ditembak pada Sabtu (19/9) di kandang babi miliknya.

Manda Firmansyah
Manda Firmansyah Selasa, 22 Sep 2020 13:42 WIB

Kasus penembakan pendeta Yeremia Zanambani (68) di Kampung Bomba, Distrik Hitadipta, Kabupaten Intan Jaya diduga melibatkan TNI.

Direktur Eksekutif Amnesty International Indonesia, Usman Hamid mengungkapkan, seorang pemimpin gereja di Papua yang berkomunikasi langsung dengan pihak keluarga menyebut penembakan itu dilakukan aparat TNI.

"Penembakan ini lagi-lagi menunjukkan kegagalan negara untuk menghadirkan perdamaian di Papua. Dari awal tahun, setidaknya ada 15 kasus penembakan di luar hukum di sana. Kapan orang Papua bisa bebas untuk hidup tenang," tanya Usman dalam keterangan tertulis, Selasa (22/9).

Disebutkan pula, pendeta Yeremia ditembak pada Sabtu (19/9) di kandang babi miliknya. Namun, sang istri baru menemukan jasadnya pada Minggu pagi. Pendeta Yeremia masih hidup setelah tertembak, tetapi kemudian ditusuk sampai meninggal dunia.

"Dua perempuan yang dituakan di lokasi kejadian sempat menemani jenazah pendeta Yeremia, sebelum sang istri menemukan ia sudah tak bernyawa," tutur Usman.

Kepolisian Daerah Papua dan TNI menuding, pelaku penembakan pendeta Yeremia adalah Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) yang ingin memancing perhatian global jelang sidang umum PBB pada akhir bulan ini.

Usman meminta, penyelidikan menyeluruh dilakukan secara independen agar bisa mengungkap pelaku sebenarnya. "Jika hasil investigasi menunjukkan bahwa benar pelakunya adalah aparat TNI, seperti yang diduga oleh kelompok gereja, maka harus ada penjelasan mengapa pihak TNI justru menuding kelompok bersenjata sebagai pelakunya," beber dia.

Sementara itu, Aktivis hak asasi manusia Papua, Younes Douw mengatakan, pendeta Yeremia bukanlah bagian dari KKB. Pendeta Yeremia hanya seorang pelayan gereja yang mengabdi di sebuah desa kecil di Intan Jaya. 

Sponsored

Penembakan terhadap pendeta Yeremia, kata dia, kemungkinkan buntut dari upaya pencarian pelaku penembakan yang sebelumnya menewaskan anggota TNI.

"Mengapa TNI menembak mati pendeta ini? Kami bisa tahu bahwa TNI yang lama bertugas di Hitadipa pasti mengenalnya, tetapi TNI yang baru dikirim dari pusat ke Hitadipa Intan Jaya pasti mereka tidak mengenal, sehingga mereka tembak mati," tutur Younes.

Kontak senjata antara TNI dengan kelompok bersenjata semakin tegang dalam sepekan belakangan. Puncaknya, ketika Pratu Dwi Akbar dari Yonif 711/RKS/Brigif 22/OTA yang ditugaskan ke Intan Jaya sebagai persiapan pembentukan Koramil baru tewas ditangan kelompok bersenjata.

Caleg Pilihan
Berita Lainnya
×
tekid