Anggota DPRD DKI: Cegah DBD dengan edukasi

Belum banyak warga Ibukota yang memahami dampak buruk dari kelembaban tempat tinggal seperti yang disebutkan Dinas Kesehatan DKI Jakarta

Petugas dari Puskesmas Lebak Bulus melakukan pengasapan (fogging) di lingkungan perumahan warga di Jalan Gunung Balong 1, Jakarta Selatan, Minggu (13/1)./AntaraFoto

Anggota Komisi E DPRD DKI Jakarta mempertanyakan efektivitas dari aplikasi berbasis Andorid yang bernama DBDKlim. Aplikasi yang baru-baru ini diluncurkan pemprov disebut akan memberikan peringatan dini penyakit Demam Berdarah Dengeu (DBD) dengan basis iklim yang dikerjasamakan dengan BMKG.

"Apa semua warga Jakarta melek teknologi? Saya kira cara efektif mencegah DBD adalah mendatangi dan mengedukasi langsung ke rumah-rumah," ujar Anggota Komisi E DPRD DKI Judistira Hermawan, Jumat (1/2).

Keraguan efektivitas aplikasi tersebut, tampak pada masa reses yang dilakukannya. Judistira mengaku sempat menanyakan langsung warga mengenai DBDKlim yang digagas Dinas Kesehatan.

"Warga tidak tahu. Mereka hanya tahu DBD dapat dicegah dengan fogging dan pemberantasan jentik oleh Jumantik," ungkapnya.

DBDKlim sendiri memiliki kepanjangan yang berarti Peringatan Dini DBD berbasis iklim. Sistem informasi itu dapat diakses langsung melalui http://dbd.bmkg.go.id