Apakah Jokowi penuh kontradiksi?

Jokowi dinilai hanya menggunakan naluri dan pengalamannya, dan mengandalkan kepribadian daripada suatu proses.

Presiden Joko Widodo memberikan keterangan pers terkait COVID-19 di Istana Bogor, Jawa Barat, Senin (16/3/2020). Foto Antara/dokumentasi

Dalam menulis buku Man of Contradictions-Joko Widodo and the Struggle to Remake Indonesia, Ben Bland, Direktur Program Asia Tenggara di lembaga Lowy Institute, mengalami kesulitan dalam menemukan label yang tepat untuk menggambarkan kepemimpinan Presiden Joko Widodo.

“Banyak label dapat menentukan kepemimpinannya. Seorang reformis, harapan baru untuk demokrasi, pragmatis, teknokrat, developmentalis, populis, nasionalis, dan otoriter,” ujar Ben dalam diskusi online bersama Centre for Strategic and International Studies (CSIS) Indonesia, Senin (28/9).

Menurut dia, Jokowi memiliki semua sisi 'berbeda' karena dia tidak memiliki ideologi atau posisi tetap. Jokowi dinilai hanya menggunakan naluri dan pengalamannya, dan mengandalkan kepribadian daripada suatu proses.

Bland menambahkan terdapat banyak paradoks dalam kepemimpinan Jokowi. 

“Dia kadang-kadang impulsif, agak konservatif, mengalami kesulitan dalam memelihara demokrasi, dan entah bagaimana buruk dalam memproyeksikan kekuatannya,” tambahnya.