Pandemi Covid-19, Next Policy: Sentimen negatif Mendagri cenderung lebih tinggi

Mendagri memiliki peran penting, untuk menyiapkan kesiapan daerah dalam mengantisipasi penyebaran virus SARS-CoV-2. 

Mendagri Tito Karnavian (kiri) memberi salam pada sejumlah pejabat saat tiba di Griya Agung Palembang, Sumsel, Sabtu (21/30). Kedatangan Mendagri itu untuk memimpin Rapat Kerja Penanggulangan Covid-19 yang diikuti para kepala daerah tingkat II se-provinsi Sumsel. Foto Antara/Feny Selly/pras.

Tantangan para menteri setelah melewati 100 hari Kabinet Jokowi-Ma’ruf ternyata berlipat ganda dan sangat dinamis. Sumbernya, pandemi coronavirus atau Covid-19. Bahkan, World Health Organization (WHO) menyatakan dunia
dilanda pandemi coronavirus.

Semua menteri Kabinet Indonesia Maju mempunyai peran dan tanggung jawab. Misalnya, Menteri Dalam Negeri (Mendagri), Tito Karnavian, dinilai biasa saja saat pandemi coronavirus baru (Covid-19) merebak di Tanah Air. Padahal, perannya sangat strategis dalam membangun koordinasi pusat-daerah untuk menangkal Covid-19.

Sayangnya, tidak ada sentimen signifikan dari publik terhadap nama mantan Kapolri tersebut. Tito, kata peneliti Next Policy, Grady Nagara, sebenarnya memiliki peran vital untuk menyiapkan kesiapan daerah dalam mengantisipasi penyebaran virus SARS-CoV-2 itu. Namun, tidak bisa dimanfaatkan dengan baik.

Apakah publik memberikan perhatian terhadap peran strategis Tito dalam mengantisipasi Covid-19? Menurut Grady, tweet yang menyinggung perannya dalam penanganan Covid-19 hanya sebesar 19. Sentimen negatif cenderung lebih tinggi sebesar 9 tweets, positif 7 tweets, dan netral 3 tweets. "Jumlah yang kecil ini menunjukkan, bahwa atensi publik terhadap peran strategis Menteri Tito sangat rendah," kata Grady, dalam penelitiannya yang diterima Alinea.id, Senin (30/3).

Namun demikian, Grady menegaskan, tidak nihilnya komentar publik bukan berarti peran Tito tidak penting sama sekali. Dia contohkan dengan tweet Tempo pada 29 Februari 2020 yang memberitakan Wakil Ketua DPR, Sufmi Dasco Ahmad, meminta Tito membentuk desk Covid-19 sebagai tim koordinasi antara pusat-daerah. "Ini menjadi satu-satunya komentar, bahwa Menteri Tito juga memiliki peran penting dalam kasus Covid-19," ucapa dia.