Banjir jadi ancaman terbesar bencana di ibu kota baru

Menurut BNPB, banjir menjadi bencana yang kerap terjadi di Kalimantan Timur.

Banjir bandang di Mandailing Natal, Sumatera Utara./ Antara Foto

Penetapan Kabupaten Penajam Paser Utara dan Kutai Kartanegara di Kalimantan Timur sebagai kawasan ibu kota baru Indonesia, dilakukan salah satunya atas pertimbangan minimnya ancaman bencana di wilayah ini. Namun menurut Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), ada risiko banjir yang mengancam kawasan tersebut.

Berdasarkan dokumen Kajian Risiko Bencana Provinsi Kalimantan Timur 2016-2020 Deputi Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), 60,34% bencana yang terjadi di Kaltim didominasi oleh banjir.

Dirunut sejak tahun 1815 hingga 2019, bencana banjir merupakan bencana yang paling sering terjadi di provinsi ini. Ada total 267 kejadian banjir, dengan korban jiwa meninggaln dan hilang sebanyak 76 orang dan 2.792 jiwa luka-luka.

Deputi bidang Sistem dan Strategi BNPB Bernardus Wisnu Widjaja menjelaskan, pekerjaan rumah yang harus dilakukan pemerintah ialah menerapkan upaya pengelolaan risiko bencana. Meskipun potensi bencana alam lain relatif kecil, kemungkinan banjir masih harus ditekan. Menurutnya, hal ini harus dilakukan dengan melibatkan partisipasi aktif masyarakat umum.

“Masyarakat harus memahami betul risiko banjir dan bertindak seperti apa. Ini soal penataan kultur masyarakat juga, seperti menjaga kebersihan dan tidak membuang sampah sembarangan,” ucap Bernardus saat dihubungi reporter Alinea.id, Sabtu (31/8).