Bansos tunai dapat menggenjot daya beli masyarakat

Perpanjangan bansos dinilai akan berdampak pada pertumbuhan ekonomi yang ditargetkan pemerintah sebesar 5,3%.

Petugas Kantor Pos menyerahkan bukti verifikasi pemberian bantuan sosial tunai di Kantor Pos Serang, Banten, Rabu (6/5)/Antara Foto/Asep Fathulrahman.

Program bantuan sosial (bansos) tunai diminta agar diperpanjang untuk menggenjot tingkat konsumsi masyarakat dalam memyambut Hari Raya Idulfitri. Perpanjangan tersebut, dinilai akan berdampak pada pertumbuhan ekonomi yang ditargetkan pemerintah sebesar 5,3%.

"Sebaiknya, pemerintah memperpanjang bansos tunai untuk menjaga daya beli masyarakat selama Ramadan dan Idulfitri yang jatuh pada Mei 2021. Saat ini, pemerintah sedang menggulirkan program bansos tunai yang menjangkau 10 juta keluarga penerima manfaat (KPM) di seluruh Indonesia, termasuk Jabodetabek. Besaran bantuan sebesar Rp300 ribu/KPM selama empat bulan," kata anggota Komisi XI DPR RI, Heri Gunawan dalam keterangannya, Kamis (15/4).

Pria yang akrab disapa Hergun ini merasa, perpanjangan bansos tunai menjadi solusi atas rendahnya konsumsi atau daya beli masyarakat setelah pemerintah melarang mudik lebaran. Padahal, mudik bisa memantik konsumsi masyarakat lebih tinggi.

Kendati demikian, Hergun menilai, kondisi ekonomi akan merosot di bulan Ramadan dan Idulfitri bila pemerintah tidak memperpanjang program bansos tunai. Sebab, ini momentum menggenjot daya beli masyarakat dengan tetap mengucurkan stimulus BST.

"Harapannya, daya beli masyarakat tetap terjaga dan pada akhirnya akan berkonstribusi terhadap pertumbuhan ekonomi," ucapnya.