Benang kusut BPJS Kesehatan

Segudang masalah dihadapi BPJS Kesehatan. Mulai dari kabar pemutusan kontrak dengan sejumlah rumah sakit hingga defisit.

Warga mengantre untuk mengurus kepesertaan BPJS Kesehatan di Surabaya, Jawa Timur, Kamis (3/1). /Antara Foto.

Siang itu, lobi Rumah Sakit Anak dan Bunda Harapan Kita, Jakarta Barat, ramai calon pasien. Mereka memenuhi kursi yang melingkar di tengah ruangan. Salah satu calon pasien yang mengantre itu adalah Risma dan bayinya. Risma dirujuk dari Puskesmas Serpong ke RS Harapan Kita, untuk mendapatkan pelayanan operasi bayinya.

Risma mengaku sangat terbantu dengan adanya Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan (BPJS Kesehatan). Ketika operasi pertama bayinya di RS Sari Asih, Tangerang, dia tak mengeluarkan biaya sepeser pun.

Terkait ramainya kabar tentang pemutusan kerja sama antara BPJS Kesehatan dengan sejumlah rumah sakit, Risma mengaku tak terlalu tahu. Dirinya memang sempat mendengar kabar itu di puskesmas sewaktu meminta rujukan, tapi tak mengganggu proses administrasi yang dilakukan.

Suasana agak lengang didapatkan di RS Menteng Mitra Afia, Jakarta Pusat. Salah seorang calon pasien peserta BPJS Kesehatan Eko Lukman, beserta istri dan dua anaknya, sedang menunggu panggilan. Eko mengantar dua anaknya, yang harus rutin dibawa setiap bulan berobat ke psikiatri.

Sebagai pemegang kartu BPJS Kesehatan kelas C, dia tak harus membayar iuran bulanan. Sama seperti Risma, Eko tak terlalu mengetahui tentang kabar pemutusan kerja sama BPJS Kesehatan terhadap sejumlah rumah sakit. Dia hanya mendengar kabar itu sewaktu datang ke puskesmas.