Beres-beres parkir semrawut di Jakarta ala Ali Sadikin

Masalah parkir yang amburadul membuat pusing Gubernur DKI Jakarta Ali Sadikin yang tengah gencar menata kota.

Mobil-mobil diparkir di depan pertokoan di Jakarta pada 1972./Foto repro buku Djakarta Membangun (1972).

Beberapa waktu lalu, Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka mendengar keluhan warganya soal parkir kendaraan sembarangan. Ia mengimbau, pemilik kendaraan pribadi wajib punya garasi. Pemkot Solo pun akan melarang warga memarkir mobil di jalan lingkungan.

Di Depok, Jawa Barat, pemkot setempat juga tengah sibuk menyusun draf konsep penanganan penertiban parkir. Upaya itu dilakukan supaya pengendara bermotor tertib dan tak menggunakan trotoar sebagai tempat parkir. Pemkot pun akan menyediakan kantong parkir di kawasan Margonda, yang selalu padat kendaraan.

Selain kemacetan, ketersediaan lahan parkir merupakan masalah yang selalu menghantui kota-kota besar. Saat Jakarta sedang membangun ke arah kota metropolitan pada 1970-an, Gubernur Ali Sadikin pun dibuat pusing dengan masalah parkir.

“Bang jago” kuasai parkir

Pada 1968, setahun setelah dilantik jadi Gubernur Jakarta, Ali Sadikin resah dengan problem tempat parkir di Ibu Kota. “Masalah parkir di Jakarta ini masih belum juga terpecahkan,” kata Bang Ali, dikutip dari Ekspres, 14 Juni 1970.