BMKG pastikan cuaca prima saat pesawat JT 610 take off

Cuaca yang biasanya menyebabkan turbulensi pesawat di udara adalah awan cumulonimbus

Prajurit TNI AL menunjukan serpihan yang diduga dari pesawat Lion Air JT610 saat pencariaan menggunankan KRI Kobra di perairan Karawang, Jawa Barat, Senin (29/10)./AntaraFoto

Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memastikan insiden kecelakaan yang terjadi pada pesawat JT 610 bukan karena cuaca buruk. Hal tersebut diucapkan sendiri oleh Kepala Pusat Meteorologi Penerbangan BMKG Agus Wahyu kepada Alinea.id via pesan singkat.

"Tidak ada cuaca signifikan pada saat pesawat JT 610 mengudara. Cuaca prima saat pesawat JT 610 take off," kata Agus Wahyu, Senin, (29/10).

Menurut Agus cuaca yang biasanya menyebabkan turbulensi pesawat di udara adalah awan cumulonimbus. Namun dalam kasus jatuhnya pesawat JT 610 tipe PK-LQP jenis Boieng 737 MAX 8 tidak ada rekaman aktivitas awan cumulonimbus yang terditeksi oleh BMKG.

"Tidak ada awan cumulonimbus. Berawan saja sekitar pukul 06.00 WIB. Sedangkan pukul 07.00 WIB kondisi awan tinggi relatif cerah," ucap Agus Wahyu.

Hal yang sama juga diungkapkan oleh Agus perihal dugaan sementara penyebab jatuhnya pesawat karena keberadaan windsor angin tidaklah benar.