BMKG sebut kekeringan tahun ini lebih parah dari 2018

Curah hujan sangat rendah tahun ini dibandingkan tahun 2018, namun masanya lebih singkat.

Kekeringan yang terjadi pada tahun ini disebut lebih parah dibandingkan pada tahun 2015./Antara

Musim kering yang datang pada awal Juli ini menyebabkan kekeringan di sejumlah daerah. Paling ekstrem terjadi di tiga pulau, yakni Jawa, Bali dan Sumatera. 

Khawatir musim kering ini berdampak pada hasil pertanian dan memengaruhi hasil panen mendatang, Kementerian Pertanian (Kementan) melakukan koordinasi lintas dinas pertanian antar kabupaten di Jawa, Bali dan Sumatera. 

Koordinasi dilakukan untuk memastikan kesiagaan, mitigasi, dan adaptasi terhadap dampak kekeringan pada wilayah di ketiga pulau tersebut. Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi potensi kemarau ekstrem tahun diperkirakan terjadi hingga bulan Oktober. Ada pun puncaknya akan terjadi pada bulan Agustus atau September.

Atas kondisi tersebut, Dirjen Prasarana dan Sarana Pertanian Kementan Sarwo Edhy Wibowo menegaskan hal tersebut menjadi tanggung jawab bersama. Maka perlu dilakukan antisipasi agar setiap daerah siap menghadapi cuaca ekstrem. 

Sarwo merinci terdapat 100 kabupaten/kota di ketiga pulau tersebut yang terdampak kekeringan dengan luas lahan 102.654 hektare (ha). Kemudian, seluas 9.940 hektare sawah mengalami puso atau gagal panen di Pulau Jawa.