Buya Syafii: Bagaimanapun, kita harus menyelamatkan Papua

Buya Syafii minta melakukan pendekatan psikoantropoligi dalam mengurai konflik di Papua.

Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah Buya Syafii Maarif. /Antara Foto

Cendekiawan Muslim Buya Syafii Ma'arif mengatakan pendekatan psikoantropologi dibutuhkan untuk mengurai akar konflik di Papua. Dalam pendekatan ini, pemerintah harus benar-benar memahami asal-usul orang asli Papua dan bagaimana persepsi masyarakat Papua terbentuk. 

"Mulai dari bagaimana orangnya, tipe orangnya, kemudian asal usulnya, pendidikannya dan lainnya. Ini yang kurang dilakukan pemerintah selama ini terhadap Papua," kata Buya kepada wartawan di Padang, Sumatera Barat, Selasa (3/9).

Terkait wacana referendum yang digaungkan di berbagai aksi unjuk rasa dan oleh kelompok-kelompok masyarakat di Papua, Buya mengatakan, hal itu wajar. Apalagi, aksi-aksi unjuk rasa diduga ditunggangi oleh kelompok-kelompok yang ingin Papua cerai dari Indonesia. 

"Hal ini (referendum) tentu tergantung kesepakatan antara Jakarta dengan Papua. Namun, yang jelas, kita harus selamatkan mereka. Bagaimanapun kondisinya, kita harus menyelamatkan Papua," ujar mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah itu. 

Terpisah, Wakil Presiden terpilih Ma'ruf Amin mengatakan konflik di Papua harus diselesaikan menggunakan pendekatan budaya ebagaimana yang dilakukan Presiden ke-4 Abdurrahman Wahid atau yang akrab disapa Gus Dur. Menurut dia, pendekataan keamanan tidak ampuh dalam mengurai akar konflik di Bumi Cendrawasih.