Cerita Tri Handoko Seto mengamankan cuaca selama KTT G20

Suksesnya jamuan makan malam dengan panggung dan tata cahaya, serta penampilan apik di ruang terbuka ini, didukung dengan kondisi cuaca.

Mantan Kepala Balai Besar Teknologi Modifikasi Cuaca (BBTMC) Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Tri Handoko Seto berbicara kepada wartawan terkait "Penguatan Ekosistem TMC Mitigasi Banjir Jabodetabek" di Gedung BPPT, Jakarta, Jumat (24/101/2019). Antara/Martha Herlinawati Simanjuntak

Pelaksanaan puncak rangkaian G20 di bawah presidensi Indonesia, yakni Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) yang berlangsung selama dua hari pada 15-16 November 2022, sudah berakhir. Hal ini ditandai dengan penyerahan tampuk kepemimpinan kepada Perdana Menteri (PM) India Narendra Modi oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada Rabu (16/11).

Selain perhelatan KTT G20, salah satu kegiatan yang menjadi sorotan adalah jamuan makan malam kepada para tamu internasional pada Selasa (15/11). Kegiatan bertajuk “Welcoming Dinner & Cultural Performance G20 Indonesia” tersebut menyuguhkan berbagai atraksi dan penampilan budaya di Garuda Wisnu Kencana (GWK) Cultural Park.

Suksesnya jamuan makan malam dengan panggung dan tata cahaya yang megah serta penampilan apik di ruang terbuka ini, juga didukung dengan kondisi cuaca di Pulau Dewata yang cerah pada Selasa (15/11) malam. Padahal BMKG memprediksi potensi hujan di wilayah Bali pada November 2022.

Hal itu tidak terlepas dari antisipasi melalui pelaksanaan operasi teknologi modifikasi cuaca (TMC) yang dipimpin Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Sekaligus merupakan upaya mendukung suksesnya gelaran KTT G20 di Bali, terutama untuk rangkaian acara yang diselenggarakan di ruang terbuka.

"Oleh Menko Kemaritiman dan Investasi, BRIN ditunjuk untuk memimpin pelaksanaan Operasi TMC dengan dukungan dari BMKG untuk analisa cuaca dan TNI-AU untuk armada pesawat," kata Kepala BRIN Laksana Tri Handoko dalam keterangannya, Senin (14/11).