Critical eleven, menit-menit paling gawat dalam penerbangan

Critical eleven merupakan sebelas menit paling kritis di dunia penerbangan.

etugas memantau dan mengatur pergerakan pesawat udara di menara Air Traffic Controller (ATC) Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Bali, Senin (8/10). /Antara Foto.

Pesawat Lion Air JT610 yang lepas landas (take off) dari Bandar Udara Soekarno-Hatta ke Pangkal Pinang, kemarin pagi (29/10) jatuh di Laut Jawa, utara Bekasi, Jawa Barat. Pesawat yang membawa 189 orang itu lepas landas sekitar pukul 06.20 WIB.

Pada Senin (29/10) pukul 06.32 WIB, Jakarta Air Traffic Controller (Jakarta Control) kehilangan kontak dengan pesawat itu. Sebelumnya, pilot sempat menghubungi Jakarta Control, dan menyampaikan masalah flight control, ketika berada di ketinggian 1.700 kaki. Pilot meminta naik ke ketinggian 5.000 kaki.

Kecelakaan pesawat saat lepas landas memang bukan hal baru di Indonesia. Pada 5 September 2005 lalu, pesawat Boeing 737-200 milik Mandala Airlines gagal lepas landas dari Bandara Polonia Medan menuju Jakarta.

Fatalnya, pesawat ini menghantam pagar bandara dan menubruk perumahan penduduk. Dari 117 penumpang, hanya 17 yang selamat. Warga pun menjadi korban. Sebanyak 49 warga tewas dalam insiden ini.

Dalam dunia penerbangan dikenal istilah critical eleven. Menurut situs Flightsafety.org, critical eleven bisa diartikan sebagai sebelas menit paling kritis di dunia penerbangan, dengan perincian tiga menit setelah lepas landas dan delapan menit sebelum mendarat (landing). Statistik mencatat, 80% kecelakaan pesawat terjadi saat fase critical eleven.