Data bocor, Bamsoet minta Kemenkes benahi aplikasi eHAC

Kemenkes diminta segera selesaikan kebocoran data 1,3 juta pengguna aplikasi eHAC untuk menampung data telusur Covid-19.

Ketua MRP Bambang Soesatyo menjadi pembicara pada acara Forum Group Discustion (FGD) di Auditorium Joewono Soedarsono Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat, Selasa (19/11). /Antara Foto

Aplikasi eHAC yang dibuat oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes) untuk menampung data telusur Covid-19 dan identitas lengkap seseorang yang hendak bebergian bocor. Temuan tersebut, disampaikan oleh Tim peneliti vpnMentor, Noam Rotem dan Ran Locar.

Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR), Bambang Soesatyo, meminta, Kemenkes segera menyelesaikan permasalahan kebocoran data 1,3 juta pengguna aplikasi eHAC untuk menampung data telusur Covid-19.

"Kebocoran data ini punya implikasi luas untuk eHAC dan usaha pemerintah Indonesia dalam mengendalikan Covid-19," kata Bamsoet, sapaan akrab Bambang Soesatyo, di Jakarta Rabu (1/9).

Bamsoet juga mendesak, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) kerja sama dengan lembaga terkait untuk melakukan investigasi serta penelusuran melalui audit forensik agar dapat memastikan penyebab dugaan kebocoran eHAC yang terjadi.

Selain itu, menurut politikus Partai Golkar itu, Kemenkes bersama Kemenkominfo untuk meningkatkan kewaspadaan terutama pada sistem keamanan aplikasi eHAC, serta meminta pemerintah melakukan upaya-upaya antisipasi lainnya yang dapat menjamin keamanan data para pengguna aplikasi tersebut. "Mengingat, data-data yang bocor ini bersifat pribadi," imbuhnya.