Deradikalisasi para kombatan ISIS butuh waktu hampir 3 tahun

Ada sekitar 600-an orang Indonesia eks anggota ISIS yang menempati barak-barak tahanan di Suriah. Mereka telah menyatakan ingin pulang.

Deputi Pencegahan, Perlindungan, dan Deradikalisasi Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Mayjen TNI Hendri Paruhuman Lubis. Antara Foto

Deputi Pencegahan, Perlindungan, dan Deradikalisasi Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Mayjen TNI Hendri Paruhuman Lubis, mengatakan tidak mudah untuk melakukan deradikalisasi para mantan kombatan ISIS.

"Mereka telah dirasuki ideologi ISIS dan itu tidak mudah untuk menghilangkan dan mengembalikan ideologi mereka seperti dulu. Ini menjadi perhatian serius pemerintah Indonesia, karena banyak hal yang harus dipertimbangkan," katanya saat melalui keterangan resmi yang diterima pada Senin (20/1).

Mantan Danrem 173/Praja Vira Braja tersebut mencontohkan upaya BNPT melakukan deradikalisasi pada seorang yang pernah bergabung dengan ISIS di Suriah yang dideportasi pada 2017 lalu. Program deradikalisasi itu baru berjalan dengan baik setelah hampir tiga tahun.

Sementara saat ini, menurut dia, ada sekitar 600-an orang Indonesia eks anggota ISIS yang menempati barak-barak tahanan di Suriah. Mereka telah menyatakan ingin pulang ke Indonesia, setelah impiannya hidup bersama ISIS hancur lebur, pascakekalahan total kelompok teroris tersebut. Hal ini pun menjadi perhatian pemerintah.

Menurut dia, tipisnya rasa nasionalisme menjadi salah satu penyebab maraknya penyebaran radikalisme yang anti-Pancasila, anti-NKRI, anti-UUD 45, anti-Bhinneka Tunggal Ika, serta suka mengkafir-kafirkan orang lain, dalam dekade 20 tahun terakhir.