Debt collector, antara taruhan nyawa dan premanisme demi kejar setoran

Profesi jasa penagih atau debt collector kerap menuai kontroversi.

Profesi debt collector kerap erat dengan premanisme. Ilustrasi Alinea.id/Dwi Setiawan

Dari kawasan Gading Serpong, Tangerang Selatan, Davidson dan lima rekannya mulai memburu pengendara sepeda motor Yamaha Mio bernomor polisi A 2621 ZT, Kamis (12/3) siang itu. Berboncengan menggunakan tiga motor, keenamnya terus membuntuti pengendara berhelm polisi tersebut. 

Dalam aksi kejar-kejaran itu, Davidson dan rekan-rekannya berulang kali memepet motor buruannya dan meminta sang pengendara menepi. Namun demikian, permintaan itu tak kunjung dipatuhi sang pengendara. 

Kesal tak digubris, Davidson dan rekannya akhirnya nekat "menggunting" laju sang pengendara motor tepat di depan Apartemen Vittoria Residence, Daan Mogot, Cengkareng, Jakarta Barat.

"Kami mohon perhatian bapak sama ibu sebentar. Motor berpelat nomor A 2621 ZT ini atas nama Catherina Sinaga benar? Kami ditugaskan dari Serang untuk menarik motor ini," ujar Davidson kepada sang pengendara motor dan perempuan yang ia bonceng. 

Catherina yang dimaksud Davidson tak lain adalah nama perempuan yang ia bonceng alias istri sang pengendara. Merasa tak punya tunggakan, suami Catherina justru berang.