Dua penyakit ini faktor dominan jemaah haji meninggal dunia

Dalam 5 tahun terakhir pelaksanaan ibadah haji, jumlah kasus kematian pada 2022 mengalami penurunan signifikan.

Ilustrasi pelaksanaan ibadah haji 2022. Dokumentasi Kemenag

Sebanyak 89 jemaah haji asal Indonesia meninggal dunia hingga hari ke-72 operasional penyelenggaraan haji 2022 atau Minggu (14/8). Penyakit jantung dan pernafasan mendominasi.

Dibandingkan periode sama pada penyelenggaraan haji 5 tahun terakhir, terjadi penurunan kasus. Perinciannya, sebanyak 342 dari 168.800 jemaah meninggal dunia (2.06 permil) pada 2016, 645 dari 221.000 jemaah (2.94 permil) pada 2017, 350 dari 203.350 jemaah (1.70 permil) pada 2018, dan 447 dari 212.730 jemaah (1.94 permil) pada 2019.

"Secara umum, angka jemaah yang sakit maupun yang meninggal memang cukup signifikan penurunannya," ucap Kepala Pusat Kesehatan Haji Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Budi Sylvana, dalam keterangannya. "Mudah-mudahan target 1 permil bisa kita capai."

"Meninggal merupakan hak Allah, tetapi menjaga kesehatan merupakan ikhtiar kami dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada jemaah haji. Kami berusaha semaksimal mungkin agar jemaah sehat dan dapat melaksanakan ibadah dengan baik dan dapat pulang ke Indonesia dalam keadaan sehat," tuturnya.

Dia menambahkan, Kemenkes melakukan berbagai upaya dalam rangka menekan angka jemaah yang sakit ataupun meninggal saat ibadah haji. Salah satunya, penguatan digitalisasi pelayanan melalui TeleJemaah dan TelePetugas.