Nasional

Dunia buku 'digebuk' pagebluk: Toko-toko berjatuhan, penerbit berguguran

Minimnya minat membeli buku selama pandemi membuat sebagian besar penerbit merugi dan toko buku gulung tikar.

Selasa, 16 Februari 2021 17:08

Di depan lapak kecilnya, Acho Syareeves sigap mengawasi lalu lalang pengunjung pasar buku Kwitang, Senen, Jakarta Pusat, Jumat (12/2) petang itu. Sesekali, ia menghampiri pengunjung yang lewat sembari menanyakan buku yang tengah mereka buru. 

"Soalnya lagi musim (banyak pembeli). Bulan dua (Februari) sampai bulan empat (April) itu banyak mahasiswa cari buku materi kuliah. Momen ini waktunya kita nambah omzet," ujar Acho saat berbincang dengan Alinea.id di depan toko bukunya. 

Meskipun tak seramai saat kondisi normal, menurut Acho, jumlah pengunjung ke pasar buku Kwitang sedang naik. Ia menduga kenaikan itu sejalan dengan bakal dimulainya perkuliahan semester di sejumlah kampus di Jakarta.

"Abis ini, biasanya turun lagi kayak kemarin pas PSBB (pembatasan sosial berskala besar) lokal di DKI Jakarta. Nanti naik lagi sekitar bulan delapan (Agustus) dan bulan sembilan (September)," terang pria berusia 45 tahun itu. 

Dunia perbukuan di Kwitang, kata Acho, terpukul keras oleh pandemi Covid-19. Saat PSBB diberlakukan pada April 2020, ia mengatakan, omzet hariannya turun hingga 80%. Jika normalnya Acho bisa membawa pulang Rp500 per hari, omzet lapak Acho sempat turun hingga kisaran Rp80-100 ribu per hari saat pandemi. 

Kudus Purnomo Wahidin Reporter
Christian D Simbolon Editor

Tag Terkait

Berita Terkait