FPI: Aneh, tembak menembak tidak ada 1 peluru kena petugas

Penguntitan dan gangguan ke HRS sampai pembantaian terhadap enam laskar adalah terencana, sistematis, dan memiliki struktur komando.

Imam besar FPI Habib Rizieq Shihab saat memberikan keterangan saat bertemu Komisi III DPR di Kompleks Parlemen Jakarta pada 2017/Foto Antara Hafidz Mubarak.

Front Pembela Islam (FPI) mengaku janggal dengan klaim Polri yang merasa diserang dengan senjata api dan senjata tajam oleh laskar khusus. Keanehan semakin terasa ketika tidak ada korban jiwa atau kerugian materiil dari pihak kepolisian.

"Adalah aneh disebut peristiwa tembak menembak, namun tidak ada satu peluru pun yang mengenai pihak yang diakui sebagai petugas. Namun, justru enam orang laskar meninggal terkena tembakan semua," ujar Sekretaris Umum DPP FPI Munarman, dalam keterangannya, Selasa (8/12).

Munarman juga mempertanyakan jumlah korban dan kerugian materiil yang dialami Polri akibat klaim peristiwa aksi saling tembak tersebut. "Apabila benar terjadi peristiwa tembak menembak, berapa orang dari aparat yang diakui sebagai petugas hukum tersebut yang terkena tembakan?" ucap Munarman.

DPP FPI merasa tindakan penguntitan dan gangguan terhadap Habib Rizieq Shihab (HRS) hingga pembantaian terhadap enam orang laskar adalah terencana, sistematis dan memiliki struktur komando. 

"Patut dipertanyakan dengan sangat mendalam, perkara yang dituduhkan kepada IB (Imam Besar) HRS adalah hanya sekadar pelanggaran protokol kesehatan, namun pengintaian, penguntitan, gangguan dan berpuncak pada pembunuhan atau pembantaian secara keji oleh pihak yang diakui sebagai aparat penegak hukum," ujar dia.